WUSATA TAMAN SURUH
Taman wisata dan pemandian “Tamansuruh,” Merupakan Obyek Wisata Andalan dan Representatif
Banyuwangi
adalah daerah di Jawa Timur yang kaya akan potensi alamnya, khususnya
potensi objek wisata, seperti wisata pantai/laut, wisata gunung, wisata
kebun, juga didukung dengan Taman Nasional Meru Betiri dan Taman
Nasional Baluran. Kini tambah satu lagi tempat tujuan wisata yang cukup
representatif yakni Taman Wisata dan Pemandian “Tamansuruh” yang
terletak di Dusun Wonosari, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, 8 km ke
arah barat kota Banyuwangi. Objek wisata Tamansuruh memiliki nilai
tambah tersendiri, di samping lokasinya masuk dataran tinggi, bebatuan,
hawanya sejuk dan asli. Ditambah lagi dengan dua kolam pemandian bagi
orang dewasa dan anak-anak serta tempat majnan anak-anak. Juga di lokasi
ini telah tumbuh pohon durian yang jumlahnya cukup ban yak, serta
tanaman langka lainnya masih cukup banyak terpelihara, belum lagi
sejurnlah bunga-bunga yang tertata sangat apik nan asri.
Lokasi wisata dan pemandian “Tamansuruh” yang memiliki luas 3,5
hektar dulunya adalah tanah yang tidak produktif karena bebatuan dan
padas, namun di tengah lokasi ini terdapat sumber air yang bersih dan
dingin. Mata air ini adalah sumber menggolo dan sumber waras dan
sumber-sumber kecil lainnya. Pohon-pohon bambu dan kopi serta pohon
kelapa juga banyak tumbuh dan kini telah tertata dengan baik. Taman
wisata dan pemandian “Tamansuruh” ini terwujud berkat kepedulian Ir. H.
Soesanto Soewandi dan Hj. Sukowati SS sebagai manajer, untuk mewujudkan
tempat tujuan wisata bagi orang-orang Banyuwangi khususnya memang
dibutuhkan waktu cukup panjang. Bahkan kedua orang tersebut mempunyai
angan-angan taman Wisata dan Pemandian “Tamansuruh” ini menjadi
“Sengkalingnya” nya Banyuwangi, atau Selektanya Banyuwangi.
Ir.H. Soesanto Soewandi, kepada Gema Blambangan menjelaskan, untuk
dapat mewujudkan angan-angannya ini membutuhkan perhatian cukup besar.
Pada 1993 lalu ia melakukan survey dan ternyata tempat ini masuk dalam
surveinya. Lalu mulai melakukan pembelian tanah, kepada beberapa warga
disana. “Baru awal 1998 kami melakukan pembangunannya. Alhamdulillah
pada akhir 1998 lalu sudah bisa dibuka untuk umum,” ujarnya. Menurut Ny.
Hj. Sukowati SS, untuk investasi pembangunan Taman Wisata dan Pemandian
ini menelan dana Rp700 juta, dengan investasi yang ditanam cukup besar
ini, membuat Ny. Sukowati tidak main-main. Menurut rencana Taman Wisata
ini akan terus dikembangkan agar betul-betul menjadi tempat tujuan
wisata yang handal. “Yah, tujuan pertama kami adalah membuat tempat
tujuan wisata bagi masyarakat Banyuwangi atau tamu-tamu dari luar agar
benar-benar betah tinggal di Banyuwangi,” ujar Ny. Hj. Sukowati SS yang
dibenarkan Soesanto.
Secara rinci Soesanto mengatakan, dibangunnya dua kolam renang ini
semata-mata memanfaatkan sumber air waras yang jernih dan bersih serta
dingin, kolam renang bagi orang dewasa dibangun dengan luas 750 m² serta
luas pelataran dan ruang tunggu alam 2000 m². Sedangkan kolam renang
anak-anak dengan luas kolam 300 m² dan merniliki pelataran seluas 600 m²
yang dilengkapi ruang tunggu dan ruang bilas. Disamping itu tersedia
tempat bermain anak-anak yang cukup representatif dimaksudkan untuk
memanjakan anak-anak, sehingga anak-anak akan menjadi betah bermain.
Tempat ini memiliki luas 2000 m². Bahkan dalam program pengembangannya
nanti akan mengarah pada wisata agro. Di lokasi ini akan ditanami
buah-buahan berkualitas yang cocok dengan alam Banyuwangi serta
pengenalan tanaman-tanaman langka, dengan luas areal 1,5 hektar. Di
dalam lokasi taman wisata ini terdapat beberapa bangunan penunjang,
seperti tempat parkir seluas 600 m², kantin dengan aneka masakan khas
Banyuwangi, warung cinderamata, ruang tunggu, musholla, pentas hiburan,
dan tenda-tenda istirahat. Untuk menuju ke lokasi wisata yang satu ini,
tidak terlalu sulit karena pengunjung bisa memanfaatkan angkutan
pedesaan jurusan perkebunan Kalibendo, hanya dengan waktu tempuh sekitar
1 jam.
Konon, menurut cerita beberapa warga masyarakat sekitar lokasi Taman
Wisata ini bahwa sumber waras yang digunakan untuk mengisi kedua kolam
renang tersebut memiliki keajaiban tersendiri. Dulu, menurut cerita Pak
Achwan sesepuh Dusun Wonosari itu, seseorang Kepala Desa Mojopanggung
menderita sakit yang sulit disembuhkan. Lalu orang tersebut menerima
wangsit kalau dirinya disuruh mandi di sumber itu, lalu wangsit itu
dilaksanakan, ternyata Kepala Desa yang sakit itu langsung sembuh dari
sakitnya. Akhirnya, melihat kenyataan itu Kades yang sembuh dari
sakitnya itu mempunyai niat untuk melaksanakan selamatan (kenduri, Red)
di sekitar sumber air itu. Disaksikan masyarakat sekitar lokasi itu
Kades memberi nama sumber mata air itu dengan nama “Sumber Waras”. Sejak
itu, pengalaman kades tersebut diikuti masyarakat lain yang sakit,
mandi di sumber waras, dan banyak yang sembuh. Kepercayaan masyarakat
hingga kini terus berjalan, bahkan pihak pengelola Taman Wisata dan
Pemandian “Tamansuruh” memberikan kartu free pas khusus kepada
masyarakat setempat untuk dapat masuk ke lokasi tersebut.
Meski lokasi ini sudah terbangun dengan cukup representatif,
pengelola tidak mau berbuat dengan semena-mena terhadap warga di
sekitarnya. Pengelola sejak awal pembangunannya menggunakan tenaga kerja
dari warga setempat hingga sekarang. Seperti kantin-kantin yang ada
dalam lokasi wisata yang dibangun pengelola dimanfaatkan oleh warga,
khususnya yang tanahnya dibebaskan untuk objek wisata itu. Mereka bisa
menjual masakan khas Banyuwangi sesuai selera pengunjung dan cinderamata
sesuai kebutuhan pengunjung. Selain itu, masyarakat sekitar lokasi ini
yang memiliki lahan kosong bisa menampung parkir kendaraan bila tempat
parkir yang tersedia sudah penuh. Ini merupakan penghasilan tambahan
bagi warga sekitar lokasi-wisata. “Kami benar-benar akan memberi peluang
pekerjaan bagi warga sekitar sini, dan mengangkat harkat masyarakat.
Otomatis dengan adanya lokasi ini tanah mereka harganya menjadi mahal, ”
tutur Soesanto.
Abd. Karim MR, Jamhari