This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

gumitir

Wisata Menembus Terowongan Gunung Gumitir


Oleh : Pakde Bagio, Mantan Wartawan Tempo


Menelusuri rel dengan kereta api (KA) dari Jember menuju Banyuwangi benar-benar mengasyikkan.Di sepanjang perjalanan yang tampak adalah hamparan sawah menghijau, kebun kopi dan pinus membuat mata betah memandanginya. Belum lagi pemandangan lembah dan gunung yang terlalu sayang tidak diabadikan dalam foto. Pemandangan ini belum termasuk keindahan panorama saat kereta api menyusuri beberapa jembatan panjang dan dua terowongan yang membelah Gunung Gumitir.
Agar dapat merasakan indahnya alam pegunungan dan perkebunan antara Jember – Banyuwangi, disarankan naik kereta api Tawang Alun atau Probowangi. Harga tiketnya terbilang murah. Kereta Tawang Alun hanya Rp. 4.500 sedang Probowangi Rp. 10.500. Untuk sampai stasiun Banyuwangi Baru, tepatnya diseberang jalan Pelabuhan Ketapang, kereta berhenti setidaknya di 16 stasiun kecil untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Maklum kereta api ini memang kereta rakyat.
Di stasiun Garahan hampir semua penumpang membeli makan pagi atau makan siang berupa nasi pecel. Nasi pecel disini memang khas, karena dipincuk daung pisang. Makanya nasi pecel Garahan ini dikenal dengan sebutan pecel pincuk atau atau pecel Garahan. Harganya sangat terjangkau, hanya Rp. 2.500 (dua ribu lima ratus rupiah). Antara penumpang dan penjual terasa cukup interaktif sepertinya sudah ada saling pengertian, sehingga kereta yang berhenti hanya lima menit dapat melayani ratusan penumpang untuk menikmati nasi pecel. Jual beli disini tanpa basa-basi, tidak ada tawar menawar, dan dilayani kaum ibu setempat.
Dari stasiun Garahan, sensasi menembus Gunung Gumitir dimulai. Ada dua terowongan yang harus dilewati kereta api untuk sampai ke Banyuwangi. Pertama terowongan Garahan dengan panjang 90 m yang selesai dibangun pada tahun 1902. Yang kedua adalah terowongan Mrawan dengan panjang 980 m diselesaikan pembangunnya pada tahun 1910. Yang terakhir adalah terowongan kereta api terpanjang di Indonesia. Kedua terowongan ini merupakan peninggalan Kolonial Belanda.
Sensasi berkereta api antara Jember – Banyuwangi, khususnya mulai dari stasiun Garahan yang masuk wilayah Kabupaten Jember dengan stasiun Kalibaru yang masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi ternyata tidak cukup dengan kedua terowongan itu. Masih ada sensasi lain yakni tikungan dan jembatan yang curam.
Dari Stasiun Garahan sampai dengan Stasiun Kalibaru terdapat 11 jembatan dengan kedalaman yang curam. Salah satu jembatan terpanjang, memiliki panjang kurang lebih 178 m dengan kedalaman 63 m. Jembatan-jembatan tersebut merupakan hasil rancang bangun arsitek Belanda.
Kalau mau lebih spesial lagi, masih ada wisata lain. Selain menikmati keunikan terowongan Garahan dan Mrawan saja dapat pula dinikmati keindahan dengan kereta khusus, yakni lori. Wisatawan dapat menikmati agrowisata Gunung Gumitir yang merupakan perkebunan kopi dan coklat, serta agrowisata hutan pinus yang getah pinusnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan cat.
Naik kereta api murah Tawang Alun atau Probowangi, penulis terkesan dengan 17 stasiun kecil yang bersih serta kereta yang bersih pula. Bahkan tidak seperti kereta lain, di kedua rangkaian kereta ini tidak ditemukan pengamen, peminta-minta atau tukang copet. Makanan kecil yang dijajakan relatif murah, karena kereta ini memang kereta rakyat.

bandar uadara blimbingsari

Sejarah

Sky Aviation di Apron Bandara Blimbingsari
Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi adalah salah satu aset Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang dikelola oleh Satuan Kerja Bandar Udara dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara - Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2003,Menteri Perhubungan mengeluarkan KM 49 Tahun 2003 tentang Penetapan Bandar Udara Di Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur.Garis besar isi dari keputusan tersebut adalah bahwa lokasi bandar udara di Kabupaten Banyuwangi,Propinsi Jawa Timur berada di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi dengan koordinat geografis 08 18' 42.70" Lintang Selatan dan 114 20' 16.30" Bujur Timur. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan dana dari APBN melakukan pembangunan fisik secara periodik untuk dapat merealisasikan harapan masyarakat Banyuwangi akan adanya transportasi udara.
ATC tower Bandara Blimbingsari
Pada tanggal 30 Desember 2008, Menteri Perhubungan RI Jusman Syafii Djamal melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati Banyuwangi beserta rombongan.Setelah mengamati dan interview masalah teknis dengan Satuan Kerja Bandar Udara,Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya Bandar Udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal untuk dikembangkan serta dukungan dari semua pihak yang terkait. Sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan tentang target operasi Bandar Udara pada bulan Maret 2009, Satuan Kerja Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi menindaklanjuti dengan berusaha berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan meyakinkan kepada operator (pengguna jasa bandar udara) bahwa Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi meskipun dengan fasilitas standar awal yang minimum tetapi memiliki runway (landasan pacu) yang ideal untuk operasional penerbangan pesawat medium dan kecil.
Penerbangan Perdana Merpati
Di awal tahun 2009 tepatnya tanggal 23 Januari 2009,tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat Nomor 167/DBU/II/2009 tanggal 9 Pebruari 2009 tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dapat digunakan untuk take off dan landing pesawat jenis Cassa. Setelah melakukan survey lapangan dan koordinasi, pihak Bali International Flight Academy mulai tertarik untuk menggunakan Bandar Udara Banyuwangi sebagai tempat untuk melatih para calon pilot untuk melakukan take off dan landing setiap hari. Pada tanggal 21 April 2009, para Flight Instructor(Instruktur Terbang) BIFA telah menggunakan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi untuk memberikan pelatihan take off dan landing bagi para siswa. Setiap hari dimulai dari jam 05.45WIB sampai dengan 13.00WIB sekitar 10 siswa dijadwalkan BIFA untuk belajar familiarisasi touch and go (landing dan langsung take off kembali) yang setiap siswa sedikitnya melakukan 7 kali pergerakan.Sehingga setiap hari Bandar Udara Banyuwangi melayani sedikitnya sekitar 70 pergerakan touch and go. Tanggal 26 Desember 2010 dilakukan proving flight ( uji kelayakan terbang ) pesawat C208 Grand Caravan milik PT. Sky Aviation oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara sebagai salah satu syarat akan diadakannya penerbangan komersil dengan pesawat tersebut. Pada tanggal 30 Desember 2010 dilakukan penerbangan komersil perdana PT. Sky Aviation sekaligus meresmikan bandara Blimbingsari sebagai bandara komersil domestik ditandai dengan penandatanganan prasasti bersama oleh Wakil Menteri Perhungan RI Bapak Bambang Susantono, Gubernur Jawa Timur Bapak Soekarwo dan Bupati Banyuwangi Bapak Abdullah Azwar Anas. Pada tanggal 25 April 2011 dilakukan proving flight pesawat Fokker50 milik PT. Sky Aviation sebagai tindaklanjut keinginan masyarakat Banyuwangi menggunakan pesawat udara sebagai transportasi yang cepat dan efisien. Tidak lama kemudian di hari Minggu tanggal 1 Mei 2011 dilakukan penerbangan komersil menggunakan Fokker50 dengan 48 seat oleh PT. Sky Aviation sampai dengan sekarang. Untuk melengkapi proses pengelolaan Bandar Udara Banyuwangi, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi melakukan Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjenhubud) Kementerian Perhubungan pada tanggal 3 Mei 2011 yang kurang lebih berisi pengelolaan Bandar Udara Banyuwangi diserahkan kepada Ditjenhubud Kementerian Perhubungan dengan bentuk Satker UPT Ditjenhubud

air terjun kalibendo

Air Terjun Kalibendo - Banyuwangi





Air Terjun Kalibendo memiliki ketinggian sekitar 10 m dan berada di dalam kawasan Agro Wisata Kalibendo, dimana terdapat perkebunan karet, kopi dan cengkeh.  Kawasan Kalibendo ini terletak di kaki Gunung Ijen.


Lokasi

Terletak di Desa kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS:
8° 9' 54.91" S  114° 16' 27.74" E 
 
Aksesbilitas

Berjarak kira-kira 15 km dari Banyuwangi ke arah barat daya.
Ada beberapa jalur alternatif menuju kesana, tapi biasanya mengambl jalan lurus ke arah barat daya tadi.  Dari pusat kota Banyuwangi perjalanan diarahkan ke Terminal Sasak Perot di Desa Bakung, Kecamatan Glagah.  Selanjutnya perjalanan tetep lurus ke arah barat hingga tiba di pertigaan Patung Barong di Desa Banjarsari.  Dari pertigaan ini mengambil arah lurus melintasi Desa Kemiren hingga desa Tamansuruh Selanjutnya perjalanan diteruskan beberapa menit hingga masuk Desa kampung anyar.

Setelah masuk gerbang PT Perkebunan kalibendo, kendaraan dapat diparkir di tempat yang disediakan di depan gedung pertemuan.  Dari sini selanjutnya perjalanan berganti dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak melewati kawasan perkebunan cengkeh dan pohon Bendo.  Kondisi jalan setapak ini msih berupa tanah dengan kontur menurun dan berliku.

Selanjutnya akan tiba di sungai dengan jembatan di atasnya.  Setelah menyeberangi jembatan kayu selebar 1 m di atas sungai tersebut tampak menghampar perbukitan dan tanaman heterogen.  Di pinggir sungai ini banyak ditemui beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman.

Dari sungai ini perjalanan diteruskan (masih melewati jalan setapak) di sepanjang tebing di sisi atas sungai.sejauh  kurang lebih 300 m ke arah barat hingga tiba di sungai lagi.  Dan akhirnya ikuti aliran sungai tersebut dengan menyusurinya hingga tiba di lokasi air terjun beberapa ratus meter lagi.

pantai bandelit

Teluk dengan pantai yang landai sepanjang kurang lebih 3 KM dengan pasir putih dan ombak yang tidak terlalu besar untuk ukuran pantai selatan.membuat olah raga air dilakukan disini mulai kegiatan seperti Body Board, Jetski, Selancar Angin, berenang, Berkano, dan Memancing

bandealit merupakan teluk yang banyak akan ikan sehingga memancing menjadi alternatif terbaik untuk mengisi hari libur anda serta kegiatan bakar ikan ditepi pantai secara bersama-sama(berbeque)dengan menikmati keindahan pantai

Fasilitas
  1. Pondok Wisata
  2. Pondok Kerja
  3. Information Center
  4. shelter, Camping ground
Obyek Wisata di pantai bandealit
  1. Gunung Sodung
    Kegiatan yang bisa dilakukan adalah Turun tebing bagi pecinta alam dengan ketinggiaan 100 Meter dipuncak terdapat menara untuk mengamati olah raga air di laut
  2. Goa Jepang
    terletak di ketinggian 200 Meter dai goa jepang teluk bandealit dapat terlihat secara keseluruhan dan Didepan goa terdapat tumpukan batu yang merupakan benteng perlindungan tentara Jepang bila ada perlawanan dari musuh yang akan berlabuh di pantai Bandealit
  3. Muara timur
    Kegiatan yang bisa dilakukan berkano, berenang, belajar selancar angin, dan belajar berlayar
  4. Memancing ikan dan barbeque di tepi pantai
  5. Melihat Sunset dan pengamatan burung dapat dilakukan disini
  6. Agrowisata ; Di dalam kawasan taman nasional terdapat perkebunan PT. Bandealit yang diantaranya menanam tanaman hortikultura seperti sirsak, durian, jeruk, rambutan. Komoditi ini dapat dijadikan obyek wisata-agro yang sangat menarik.
Agrowisata
terdapat perkebunan PT.Bandealit yang diantaranya menanam tanaman Hortikultura Seperti Sirsat, Durian, Jeruk, Rambutan

Aksesbilitas
Jember(tawang alun) - Mangli- Ambulu - Curah nongko - Bandealit(pintu ke meru betiri bagian barat) jarak tempuh 64 KM dapat ditempuh dalam waktu 2 - 3,5 Jam dengan kendaraan Roda dua dan roda empat(jangan mengunakan kendaraan yang terlampau pendek jarak ke tanah) karena kodisi tanah yang berbatu

Lokasi 
Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember

Jarak 
+ 60 km arah selatan kota Jember


Jalan menuju Ke Pantai bandealit







Goa Jepang










Hewan Liar Bandealit
















wisata watu ulo jember

 watu ulo

Pantai watu ulo merupakan salah satu ikon wisata kabupaten jember yang memiliki daya tarik tersendiri letak lokasi pantai watu ulo sendiri tidak jauh dari kota jember sekitar 25 Km dari Kecamatan Ambulu.Pada saat hari-hari libur biasanya banyak anak-anak muda dan rombongan keluarga yang pergi kesana untuk berlibur menikmati keindahan pantai watu ulo, apalagi saat hari-hari besar dan hari raya. Mereka biasanya pergi ke sana bersama-sama dengan keluarga mereka masing-masing menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Pantai Watu Ulo memiliki panorama yang mempesona menghadap lautan Indonesia dengan deretan batu karang menyerupai ular yang mampu menghilangkan kepenatan setelah beraktifitas sehari-hari. keindahan pantai watu ulo merupakan karya alam yang patut untuk di lestarikan sehingga sebagai ikon wisata mampu memberikan kepuasan bagi pengunjungnya. 



Bagi anda yang ingin berlibur di wilayah jember dan sekitarnya, jangan luput untuk mampir ke pantai watu ulo untuk menikmati keindahan panorama pantai watu ulo yang membuat hati menjadi sejuk. sekian informasinya semoga bermanfaat.



air terjun wonorejo

Air Terjun Wonorejo - Banyuwangi





Air Terjun Wonorejo terletak di lereng Gunung Raung dengan pemandangan alam di sekitarnya berupa tanaman kopi dan coklat.  Air terjun ini terdiri dua air terjun yang tingginya sekitar 10 m dan posisinya berdekatan hanya dipisahkan oleh batu besar, oleh penduduk sekitar air terjun ini dinamakan air terjun kembar “Tirto Kemanten” karena ada 2 (dua) aliran air yang sepintas mirip jejeran pengantin lelaki dan perempuan.
Lokasi

Terletak di Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS: 

Aksesbilitas

Berjarak kira-kira 60 km dari Banyuwangi, atau 5 km dari Kalibaru. Akses menuju air terjun ini relatif mudah dengan kondisi jalan beraspal bagus hingga Kalibaru, selanjutnya dari Kalibaru merupakan jalan perkebunan yang lumayan terjal penuh dengan batu prejeng.

Untuk menuju air terjun ini dari stasiun Kalibaru sekitar 20 meter sebelah kiri jalan terdapat sebuah belokan, masuk ke belokan tersebut dan selanjutnya tinggal mengikuti petunjuk menuju lokasi terjun.


Tiket dan Parkir

Biaya Parkir adalah Rp 5000 untuk roda dua dan Rp 7000 untuk roda empat.  Biaya ini sudah termasuk harga tiket masuk.

Fasilitas dan Akomodasi

Para pengunjung bisa menginap di Kalibaru di Margo Utomo Resort/cottage.  bagi para pengunjung yang ingin datang.ke lokasi wisata ini alangkah baiknya membawa minuman dan makanan karena di lokasi ini sangat minim penjual makanan dan minuman.  Hanya ada beberapa kedai kopi dan gorengan namun biasanya mereka hanya buka pada hari libur saja.

Wisata Lain

Pemandian Alam Jatirono terletak di desa Kajarharjo.

air terjun lider

Air Terjun Lider - Banyuwangi





Tumpahan Air Terjun Lider memiliki terjunan air setinggi 60 meter dengan ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut. dan berasal dari mata air pegunungan.

Dinamakan Air Terjun Lider, karena lokasinya terletak di hutan lindung petak 74, Blok Lider, di lereng timur Gunung Raung di kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jambewangi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kali Setail, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat.
Ada satu lagi yang membuat suasana air terjun Lider tampak indah. Yaitu, dinding tebing dua jurang yang menghimpitnya.  Dinding tebing dua jurang itu berupa batu-batu besar yang berdimensi rata.


  • Dari Genteng ke arah utara menuju kecamatan Sempu sejauh 7 km.
  • Dari kecamatan sempu melewati desa Jambewangi menuju desa Sumber Arum sejauh 7 km.
  • Sesampai di post 1 kawasan perkebunan, mengisi daftar kunjungan lengkap dengan keperluannya.
  • Pastikan kondisi kendaraan anda seluruhnya dalam keadaan baik karena medan yang dilewati sangatlah sulit dengan batu gunung lancip hampir di sepanjang jalan.



Lokasi

Terletak di Dusun Sragi, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS:


Aksesbilitas

Berjarak sekitar 45 km dari Banyuwang. Untuk bisa sampai ke lokasi Air Terjuan Lider, ada dua jalur yang bisa dilalui.  Jalan pertama melewati Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu sepanjang 5 km. Jalan alternatif lainnya adalah melewati Desa Sragi, Kecamatan Songgon dengan jarak sekitar 8 km dari perkampungan warga. Sayangnya, kondisi jalan di dua jalur tersebut sama-sama kurang mendukung.  Sebab selain tidak beraspal, jalannya juga sangat rusak.  Apalagi kalau di musim penghujan sangat becek.

Apabila menggunakan jalur pertama, dari terminal bus di kota genteng, Banyuwangi perjalanan diawali dengan menggunakan angkutan pedesaan menuju Kecamatan Sempu yang hanya berjarak sekitar 15 km. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Desa Songgon sejauh 10 km, bisa menggunakan ojek atau berjaan kaki sambil menikmati panorama alam perkebunan cengkeh yang terhampar disekitarnya. Sesampai di dukuh Lider, Anda masih harus melanjutkan perjalanan sejauh 3 km menuju ke batas akhir perkebunan cengkeh, dimana terdapat jalan masuk ke air terjun.

Usai melakukan perjalanan panjang dengan kendaraan, dengan meningalkan kendaraan di sebuah pos, dilanjutkan dengan berjalan kaki melintasi jalan setapak  selebar setengah meter di sisi tebing jurang dan enam sungai di tengah hutan.  Kondisi jalan setapak ini sudah tertata rapi lengkap dengan petunjuk jalannya, namun cukup licin dan berliku.   Jarak pos dengan lokasi air terjun sekitar 1 km.

Fasilitas dan Akomodasi

Tidak ada warung penjual makanan sehingga disarankan membawa makanan dan minuman sendiri.

pantai boom

Pantai Boom Banyuwangi

Pantai BoomPantai Boom yang satu ini merupakan objek wisata Pantai yang berada di Kabupaten Banyuwangi,Jawa Timur.objek wisata Pantai Boom merupakan Objek wisata Pantai yang berada di Kelurahan Mandar,Banyuwangi, pantai boom ini sebenarnya sudah terkenal sejak tahun 50 -an.
Dahulu Kala Objek wisata Pantai Boom terkenal sebagai dermaga penyeberangan yang menghubungkan Antara Banyuwangi, Jawa Timur dengan Pulau Bali.sebelum di bangunnya pelabuhan Ketapang di sisi Utara Kota Banyuwangi.antara tahun 80 – 90 an pantai Boom sangat terkenal dengan nama Taman Hiburan Rakyat(THR).
Di sekitar Objek wisata pantai Boom juga banyak terdapat pedagang dengan membangun warung-warung di sekitar Pantai,serta ada juga persewaan Kuda buat di gunakan jalan jalan di sekitar pantai Boom.Objek wisata Pantai Boom yang mempunyai latar belakang Pulau Bali,Pada Hari-Hari Biasa tiap Pagi maupun sore hari masih ada juga pengunjung,tapi sangat ramai bila hari libur maupun pada saat Liburan Hari Raya Idul Fitri.
Tapi untuk saat ini Objek wisata Pantai Boom sangat sepi,bahkan daerah sekitar pantai yang tidak terawat,banyak sampah di mana- mana,padahal bila di Optimalkan,pantai Boom bisa menjadi daya tarik tersendiri Bagi pengunjung.Pantainya yang mempunyai latar belakang pulau Bali,serta Ombaknya yang tidak terlalu besar.
Rute Pantai Boom:
Bila Dari Arah Surabaya Langsung menuju Kabupaten Banyuwangi dengan Jalur selatan sampai di Masjid Agung Banyuwangi Atau Juga Alun Alun Kota Banyuwangi Belok Kanan sekitar 2 Km sampai Pantai Boom.Bagitu juga sebaliknya bila dari Penyebrangan Ketapang,sampai Alun alun Kota Banyuwangi Belok Kiri.

PANCORAN

Wisata Air Pancoran Rogojampi



Pemandian Pancoran terletak di Kecamatan Rogojampi. Desa Pancoran, sekitar 17 km dari kota Banyuwangi ke arah selatan. Para pengunjung dapat mandi di pemandian dan bermain Water Boom. Arena bermain disediakan untuk anak-anak. Para pengunjung dapat menikmati makan siang di cafetaria yang ada di pemandian. Selain itu, juga ada wahana mainan anak-anak seperti kereta, kuda terbang (sejenis komedi putar), ayunan, dan kendaraan ATV yang bisa disewa.  Rata2 harga sewanya terbilang murah berkisar Rp 3000 – Rp 5000. Sementara itu, biaya masuk ke wahana Pemandian ini Rp 7.000,- tiap orang.

taman suruh

WUSATA TAMAN SURUH
Taman wisata dan pemandian “Tamansuruh,” Merupakan Obyek Wisata Andalan dan Representatif
Banyuwangi adalah daerah di Jawa Timur yang kaya akan potensi alamnya, khususnya potensi objek wisata, seperti wisata pantai/laut, wisata gunung, wisata kebun, juga didukung dengan Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Baluran. Kini tambah satu lagi tempat tujuan wisata yang cukup representatif yakni Taman Wisata dan Pemandian “Tamansuruh” yang terletak di Dusun Wonosari, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, 8 km ke arah barat kota Banyuwangi. Objek wisata Tamansuruh memiliki nilai tambah tersendiri, di samping lokasinya masuk dataran tinggi, bebatuan, hawanya sejuk dan asli. Ditambah lagi dengan dua kolam pemandian bagi orang dewasa dan anak-anak serta tempat majnan anak-anak. Juga di lokasi ini telah tumbuh pohon durian yang jumlahnya cukup ban yak, serta tanaman langka lainnya masih cukup banyak terpelihara, belum lagi sejurnlah bunga-bunga yang tertata sangat apik nan asri.
Lokasi wisata dan pemandian “Tamansuruh” yang memiliki luas 3,5 hektar dulunya adalah tanah yang tidak produktif karena bebatuan dan padas, namun di tengah lokasi ini terdapat sumber air yang bersih dan dingin. Mata air ini adalah sumber menggolo dan sumber waras dan sumber-sumber kecil lainnya. Pohon-pohon bambu dan kopi serta pohon kelapa juga banyak tumbuh dan kini telah tertata dengan baik. Taman wisata dan pemandian “Tamansuruh” ini terwujud berkat kepedulian Ir. H. Soesanto Soewandi dan Hj. Sukowati SS sebagai manajer, untuk mewujudkan tempat tujuan wisata bagi orang-orang Banyuwangi khususnya memang dibutuhkan waktu cukup panjang. Bahkan kedua orang tersebut mempunyai angan-angan taman Wisata dan Pemandian “Tamansuruh” ini menjadi “Sengkalingnya” nya Banyuwangi, atau Selektanya Banyuwangi.
Ir.H. Soesanto Soewandi, kepada Gema Blambangan menjelaskan, untuk dapat mewujudkan angan-angannya ini membutuhkan perhatian cukup besar. Pada 1993 lalu ia melakukan survey dan ternyata tempat ini masuk dalam surveinya. Lalu mulai melakukan pembelian tanah, kepada beberapa warga disana. “Baru awal 1998 kami melakukan pembangunannya. Alhamdulillah pada akhir 1998 lalu sudah bisa dibuka untuk umum,” ujarnya. Menurut Ny. Hj. Sukowati SS, untuk investasi pembangunan Taman Wisata dan Pemandian ini menelan dana Rp700 juta, dengan investasi yang ditanam cukup besar ini, membuat Ny. Sukowati tidak main-main. Menurut rencana Taman Wisata ini akan terus dikembangkan agar betul-betul menjadi tempat tujuan wisata yang handal. “Yah, tujuan pertama kami adalah membuat tempat tujuan wisata bagi masyarakat Banyuwangi atau tamu-tamu dari luar agar benar-benar betah tinggal di Banyuwangi,” ujar Ny. Hj. Sukowati SS yang dibenarkan Soesanto.
Secara rinci Soesanto mengatakan, dibangunnya dua kolam renang ini semata-mata memanfaatkan sumber air waras yang jernih dan bersih serta dingin, kolam renang bagi orang dewasa dibangun dengan luas 750 m² serta luas pelataran dan ruang tunggu alam 2000 m². Sedangkan kolam renang anak-anak dengan luas kolam 300 m² dan merniliki pelataran seluas 600 m² yang dilengkapi ruang tunggu dan ruang bilas. Disamping itu tersedia tempat bermain anak-anak yang cukup representatif dimaksudkan untuk memanjakan anak-anak, sehingga anak-anak akan menjadi betah bermain. Tempat ini memiliki luas 2000 m². Bahkan dalam program pengembangannya nanti akan mengarah pada wisata agro. Di lokasi ini akan ditanami buah-buahan berkualitas yang cocok dengan alam Banyuwangi serta pengenalan tanaman-tanaman langka, dengan luas areal 1,5 hektar. Di dalam lokasi taman wisata ini terdapat beberapa bangunan penunjang, seperti tempat parkir seluas 600 m², kantin dengan aneka masakan khas Banyuwangi, warung cinderamata, ruang tunggu, musholla, pentas hiburan, dan tenda-tenda istirahat. Untuk menuju ke lokasi wisata yang satu ini, tidak terlalu sulit karena pengunjung bisa memanfaatkan angkutan pedesaan jurusan perkebunan Kalibendo, hanya dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Konon, menurut cerita beberapa warga masyarakat sekitar lokasi Taman Wisata ini bahwa sumber waras yang digunakan untuk mengisi kedua kolam renang tersebut memiliki keajaiban tersendiri. Dulu, menurut cerita Pak Achwan sesepuh Dusun Wonosari itu, seseorang Kepala Desa Mojopanggung menderita sakit yang sulit disembuhkan. Lalu orang tersebut menerima wangsit kalau dirinya disuruh mandi di sumber itu, lalu wangsit itu dilaksanakan, ternyata Kepala Desa yang sakit itu langsung sembuh dari sakitnya. Akhirnya, melihat kenyataan itu Kades yang sembuh dari sakitnya itu mempunyai niat untuk melaksanakan selamatan (kenduri, Red) di sekitar sumber air itu. Disaksikan masyarakat sekitar lokasi itu Kades memberi nama sumber mata air itu dengan nama “Sumber Waras”. Sejak itu, pengalaman kades tersebut diikuti masyarakat lain yang sakit, mandi di sumber waras, dan banyak yang sembuh. Kepercayaan masyarakat hingga kini terus berjalan, bahkan pihak pengelola Taman Wisata dan Pemandian “Tamansuruh” memberikan kartu free pas khusus kepada masyarakat setempat untuk dapat masuk ke lokasi tersebut.
Meski lokasi ini sudah terbangun dengan cukup representatif, pengelola tidak mau berbuat dengan semena-mena terhadap warga di sekitarnya. Pengelola sejak awal pembangunannya menggunakan tenaga kerja dari warga setempat hingga sekarang. Seperti kantin-kantin yang ada dalam lokasi wisata yang dibangun pengelola dimanfaatkan oleh warga, khususnya yang tanahnya dibebaskan untuk objek wisata itu. Mereka bisa menjual masakan khas Banyuwangi sesuai selera pengunjung dan cinderamata sesuai kebutuhan pengunjung. Selain itu, masyarakat sekitar lokasi ini yang memiliki lahan kosong bisa menampung parkir kendaraan bila tempat parkir yang tersedia sudah penuh. Ini merupakan penghasilan tambahan bagi warga sekitar lokasi-wisata. “Kami benar-benar akan memberi peluang pekerjaan bagi warga sekitar sini, dan mengangkat harkat masyarakat. Otomatis dengan adanya lokasi ini tanah mereka harganya menjadi mahal, ” tutur Soesanto. Abd. Karim MR, Jamhari

blimbingsari

Keindahan Pantai Blimbingsari

Thursday, August 2nd 2012. | Jawa Timur
Keindahan Pantai Blimbingsari-Blimbingsari adalah salah satu tempat wisata alam berupa pantai. Pantai blimbing sari ini berada di kabupaen Banyuwangi, tepatnya di kecamatan Rogojampi. Pantai ini berjarak 30km dari kota genteng. Apabila kita menggunakan kendaraan bermotor hanya membutuhkan waktu 40menit dengan kecepatan standar. Tempat ini mempunyai keistemewaan tersendiri karena Blimbing sari pantainya luas. Jalan menuju blimbing sari juga lebih bagus karena adanya pembangunan bandara yang berada 1km sebelum pantai blimbingsari. Pembangunan bandar ini dimulai kurang lebih 3 tahun yang dan sekarang bandara tersebut sudah hampir tuntas. Meskipun belum tuntas bandara ini biasanya dipakai pesawat perintis untuk menjajakan jasanya bagi warga yang ingin merasakan indahnya kota rogojampi dari atas. Untuk menikmati jasa ini pengunjung tidak perlu menggocek saku lebih dalam.
pantai blimbingsari Keindahan Pantai Blimbingsari
Pantai Blimbingsari
Dua tahun lalu pantai blimbingsari ini masih belum dimodernkan tetapi sekarang sudah dibangun tembok untuk menghalang ombak selain itu tembok ini juga berfungsi bagi wisatawan dalam menikmati sunrise agar lebih aman dan nyaman. Pantai ini sekarang mempunyai tempat berteduh maka wisatawan tidak perlu kawatir dengan terik matahari. Di pantai ini mempunyai ombak yang besar dan dinamis. Wisatawan tidak perlu kawatir jika tidak bisa menikmati pantai dari bawah, karena selain tembok yang menghalangi pantai ini juga mempunyai pantai yang memang tidak dibangu tembok agar wisatawan bisa menikmati air laut secara langsung.
Pantai ini sebenarnya bukanlah tempat tujuan utama wisatawan domestic maupun wisatawan internasional yang menjadi tujuan utama mereka adalah wisata kuliner yang berada di pantai blimbing sari ini. Wisata kuliner yang berada di pantai blimbing sari ini sudah terkenal dari luar pulau hingga luar negeri. Wisata kuliner blimbing sari ini adalah ikan bakar. rasa ikan bakar ditempat ini sangat khas dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Selain itu ika—ikan ditempat ini masih segar karena pemilik tempat makan selain membuka usaha warung makan sebagian juga mempunyai sampingan sebagai nelayan. Ikan—ikan segar ini didapat dari pantai langsung sehingga segar terus. Wisatawan yang pernah datang ketempat ini selalu ingin datang kembali untuk merasakan ikan bakar dan pemandangan pantainya.
Pantai ini juga didukung dengan fasilitas yang lengkap baik dari segi kebersihan maupun dari segi ekonomi dan kebudayaan. Sealin itu warga yang ramah tamah membuat suasana lebih tenang dan nyaman. Suasana ini membuat wisatawan betah berlama—lama di pantai Blimbingsari. Bila anda ingin buang air kecil maupun besar tidak usah kawatir karenatempat ini juga dilengkapi fasilitas kamar mandi yang bersih. Bila anda membeli ikan bakar lebih enak dinikmati di tempat ini karena selain pemandangan pantai yang indah anda juga dapat memesan kelapa muda untuk menyeimbangkan dengan ikan bakar tersebut. Dengan kesegaran kelapa muda anda dapat merasa segar kembali. Dan saya yakin anda pasti kembali ketempat ini.

wisata rajegwesi

Rajegwesi, Akuarium Penyu Terbuka

KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM Anak-anak dari Rajegwesi dan Banyuwangi melepas tukik (penyu) di pantai Rajegwesi, Banyuwangi. Rajegwesi menjadi salah satu tempat wisata pelepasan tukik di Taman Nasional Meru Betiri.
Oleh Siwi Yunita Cahyaningrum
Tahun 1980-an, hampir sepanjang pantai selatan Jawa menjadi habitat penyu-penyu langka seperti penyu belimbing, sisik, dan hijau. Kini setelah wilayah selatan kian ramai dengan aktivitas nelayan, habitat penyu kian terdesak. Pantai Rajegwesi menjadi sedikit dari habitat penyu langka yang tersisa. Saat liburan sekolah tempat ini layak dituju.
Pantai Rajegwesi terbentang di selatan Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya di perbatasan hutan dan masuk dalam Taman Nasional Meru Betiri. Butuh waktu 2-3 jam untuk mencapai kawasan tersebut dari kota Banyuwangi. Jalurnya menembus perkebunan karet dan kakao dengan kondisi jalan berbatu.
Namun pantai ini menjadi salah satu tempat habitat penyu langka, di antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu slengkrah (Lepidochelys olivacea), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Pada waktu-waktu tertentu tukik atau anak penyu yang sebelumnya telah ditangkarkan, dilepas di pantai ini untuk tumbuh dan berkembang.
Sebelumnya, penyu-penyu itu ditangkarkan di pusat penangkaran penyu pantai Sukamade. Dibandingkan dengan Rajegwesi, Sukamade jauh lebih terpencil. Akses menuju pantai tersebut hanya bisa ditempuh dengan mobil bergardan ganda atau trail. Namun justru di tempat terpencil itu, penyu-penyu bisa bertelur dengan lebih aman, minim gangguan manusia dan habitatnya pun terjaga.
Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Bambang Darmodjo mengatakan, pada waktu malam di saat-saat tertentu, penyu mendarat di pantai untuk bertelur. ”Terkadang dua atau tiga ekor, tetapi bisa jadi 4-6 ekor penyu yang mendarat untuk bertelur. Tapi bisa jadi mereka mendarat namun tak jadi bertelur karena terusik keramaian,” katanya.
Penyu hijau misalnya, bisa menetaskan 100 butir telur di pantai. Telur-telur itu dikubur oleh induknya di pasir pantai untuk mengerami dan melindunginya dari babi hutan atau binatang lain pemangsa telur.
Kondisi pantai yang masih bersih dan sepi mendukung perkembangbiakan penyu-penyu yang kini sudah langka tersebut. Warga setempat seperti nelayan pun memberi ruang pada fauna langka. Mereka hanya menambatkan perahu di sisi barat pantai, adapun di sisi timur dibiarkan kosong dan menjadi habitat hewan-hewan seperti penyu, dan hewan laut lainnya.
Pantai Rajegwesi dan Sukamade selama ini menjadi lokasi wisata konservasi. Pada musim-musim tertentu, wisatawan dari dalam negeri dan mancanegara datang khusus untuk melihat penyu bertelur atau melepas tukik di pantai,” kata Bambang.
Seperti April lalu, Banyuwangi Turtle Sea Foundation mengajak anak-anak SD untuk melepas penyu di pantai Rajegwesi. Tukik-tukik itu berasal dari pantai Sukamade yang kemudian ditangkarkan di tempat penangkaran penyu di Ketapang, Banyuwangi.
Davina (12), salah satu anak yang ikut melepas tukik terlihat senang bukan main saat penyu kecilnya lepas dari tangan dan berlari menyambut ombak. Davina baru sekali ini melihat tukik di alam bebas. Biasanya ia hanya melihatnya di akuarium.
Kegembiraan serupa tergambar di wajah anak-anak SDN Sarongan yang ikut melepas tukik. Menurut Westin Dwi, siswa kelas VI SD Sarongan, menyaksikan penyu bertelur sudah menjadi sesuatu yang langka. Karena itu ketika ada kegiatan yang berkaitan dengan penyu mereka bersemangat untuk ikut serta.
”Telur-telur penyu dibantu untuk ditetaskan kemudian saat menjelang dewasa harus dilepas agar mereka bisa hidup di alam bebas. Suatu saat kami berharap bisa melihat penyu itu kembali dan bertelur,” kata Westin yang hidup di lingkungan nelayan.
Pendiri Banyuwangi Sea Turtle Foundation Wiyanto Hadi Tanojo mengatakan, dirinya memang mengajak anak-anak untuk melepas tukik bersama agar mereka mengenal dan lebih menyayangi hewan-hewan langka itu. Kelak, saat mereka dewasa, rasa sayang terhadap lingkungan itu diharapkan mengakar di jiwa mereka.
Penyu-penyu di Meru Betiri sendiri kini terancam punah. Tak semua telur bisa menetas, atau berkembang menjadi penyu dewasa yang bisa bertelur lagi.
Telur yang baru saja dihasilkan induk kadang habis disantap hewan lain seperti babi hutan. Tidak jarang telur penyu dicuri dan diperdagangkan. Ketika telur sudah berubah menjadi tukik, tidak serta-merta mereka bisa bertahan di alam terbuka. Mereka juga kerap menjadi mangsa elang laut atau hewan lainnya.
Berdasarkan data dari Taman Nasional Meru Betiri, sepanjang tahun 2011 saja tercatat sebanyak 979 penyu yang mendarat dan bertelur di pantai Sukamade. Jumlah telur yang ditanam sebanyak 111.718 butir, namun hanya 81.023 ekor yang menetas jadi tukik. ”Dari 1.000 tukik yang dilepas mungkin hanya seekor yang bisa bertahan hingga dewasa dan kemudian bertelur lagi,” kata Bambang.
Rajegwesi menjadi bagian dari habitat penyu di Meru Betiri. Jika pantai seperti Rajegwesi tetap terjaga ekosistemnya, penyu pun tetap punya ruang hidup yang leluasa.

Wisata Kaliklatak


                                                  KALIKLATAK

Agro Wisata Kaliklatak

banyuwangi Bagi mereka yang ingin mengunjungi wisata perkebunan di Banyuwangi, terdapat beberapa pilihan tujuan dan salah satunya adalah wisata agro Kaliklatak. Kaliklatak merupakan perintis wisata agro di Banyuwangi dan bahkan di Indonesia.
Kaliklatak terletak di lereng Gunung Merapi, 15 km sebelah barat kota Banyuwangi. Agro wisata perkebunan ini memiliki luas sekitar 1013ha, terletak di ketinggian 450 M dari permukaan laut dan dikelola oleh perusahaan swasta. Komoditas utama dari kawasan Kaliklatak antara lain berupa kopi, coklat, karet, cengkeh, dan rempah-rempah. Di bagian yang tertinggi, yaitu Hargosonyo, pengunjung bisa menikmati pemandangan kota Banyuwangi, Selat Bali, Semenanjung Blambangan dan pulau Bali dengan sangat indah.
Pada awalnya, perkebunan ini dimiliki oleh perusahaan Belanda Mij Moorman & Co, tapi setelah tahun 1957 kebun ini berpindah tangan ke R.Soehoed Prawiroatmodjo, seorang pengusaha pribumi dan khusus bergerak di bidang tanaman kopi, karet dan kakao. Setelah itu, Kaliklatak berkembang di bidang tanaman lada, cengkeh, pala, vanili, kayu manis, keninger, kayu putih, kelapa dan buah-buahan seperti pisang, jeruk dan kelengkeng.

wisata Watu Dodol

Watu Dodol

Obyek wisata ini berada di wilayah administrasi Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, letaknya yang berada di perlintasan jalur yang menghubungkan Banyuwangi dan Situbondo membuat obyek wisata ini sangat mudah diakses baik dari arah Situbondo maupun dari arah Banyuwangi kota. Dari arah Banyuwangi kota ke obyek wisata ini dapat ditempuh dengan jarak 14 kilometer ke arah utara. Atau sekitar kurang lebih 5 kilometer dari pelabuhan ketapang. Pada hari hari libur watu dodol selalu dipadati pengunjung. Karena letaknya berada di tepi jalan poros Banyuwangi – Situbondo, watu dodol biasa dijadikan tempat peristirahatan sejenak setelah menempuh perjalanan jauh. 

Selain menikmati indahnya panorama laut, pengunjung dapat pula mendaki bukit yang letaknya hanya bersebrangan jalan, di bukit ini telah disediakan track untuk dilewati oleh pengunjung. Sesampai di atas bukit, pengunjung dapat melihat panorama selat Bali yang lebih luas dan indah.

Untuk masalah makanan dan minuman, di pantai wisata ini telah tersedia warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Selain itu juga terdapat kios-kios souvenir yang menyediakan barang-barang kerajinan berbahan baku dari kerang kerangan dan batu batuan laut

pantai pancur

Pancur

Pantai Pancur

Pancur adalah sebuah tempat dimana air tawar kecil alami mengucur dekat pantai. Pancur merupakan tempat yang teduh dan sangat cocok untuk bersantai. di sana juga ada tempat untuk berkemah. Para pengunjung bisa mendirikan tenda perkemahan disana. Para pengunjung dapat menginap sambil menikmati suara deburan ombak dan suara binatang lisr dari hutan. Pancur terletak 3 km dari Trianggulasi.

melihat mangrove bedul

Mangrove Blok Bedul

Kawasan wisata Blok bedul termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, terletak di desa Sumber Asri Kecamatan Purwoharjo. Kawasan Blok bedul terdiri dari daratan ujung lemarengan dan segoro anakan kurang lebih 500 m, sedang panjangnya sekitar 16 kilometer. disepanjang tepian segoro anakan terdapat tumbuhan mangrove yang masih alami dengan ketebalan dari bibir pantai rata-rata 300 m. 

Dalam kawasan Blok bedul terdapat 27 jenis tumbuhan mngrove, beberapa jenis burung yang diantaranya adalah : merak, raja udang, elang laut, burung migran dari australia dan bangau. selain itu terdapat pula beberapa satwa yang dapat ditemui disana yaitu kera, biawak, kijang, babi hutan dan penyu.
Di wisata blok bedul ini, pengunjung dapat naik perahu menyusuri segoro anakan dengan naik perahu, yang oleh penduduk setempat dinamai gondang gandung. sambil menikmati pemandangan serta suasana hutan mangrove yang masih alami dengan aneka satwanya, dapat pula pengunjung melihat aktifitas penduduk setempat mencari kerang serta menjaring ikan.
Tips menuju ke wisata mangrove:
1. Dari Banyuwangi kota menuju selatan ke arah kota benculuk 30 Km.
2. Dari Benculuk menuju kearah Desa Karetan kecamatan Purwoharjo kurang lebih 10 km.
3. Dari Desa Karetan ke arah desa Jatirejo lalu ke  desa Curahjati dan desa Sumberasri.
silahkan mampir ke kantor desa sumber asri untuk cari informasi ke tempay tujuan.
silahkan berkunjung dan selamat menikmati.

indahnya grajagan

Pantai Grajagan


Grajagan merupakan pantai yang menarik untuk dikunjungi. Pantainya luas diselimuti oleh pasir bersih. Di seberang pantai, bukit yang gagah terhujam ke bumi dengan kuatnya. Pemandangan kampung nelayan menambah pesona Grajagan. Wisatawan dapat membeli beberapa jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan. Gua pertahanan jaman jepang juga tersedia di tempat wisata ini. Grajagan kira-kira 53 km ke arah selatan dari Banyuwangi.

Pantai Grajagan Sepanjang pantai selatan Banyuwangi memang menjanjikan keindahan alamnya yang tiada tara terutama deretan gunung-gunung, perkebunan, pantai, dan lautan yang terbentang luas dari hamparan Samudera Hindia. Diantaranya pantai Grajagan, Plengkung dan pantai lainnya yang ada di TN Alas Purwo. Grajagan sangat ideal sebagai tempat transit atau sebagai pintu gerbang untuk menuju ke pantai Plengkung. Disamping lokasinya tidak terlalu jauh untuk menuju ke TN Alas Purwo, Grajagan juga sangat indah dan jauh dari kebisingan kota. Dari Grajagan untuk menuju ke Plengkung dibutuhkan waktu sekitar dua jam dengan menyusuri pantai menggunakan perahu sewa, perjalanan itu ternyata hampir sama bila kita menggunakan mobil dengan melewati jalan darat. Hal itu disebabkan jalan makadam menuju ke TN Alas Purwo, kondisinya sangat buruk sekali.
Grajagan dapat menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin melancong ke TN Alas Purwo dengan menggunakan perahu. Kawasan seluas 314 hektar ini berada di hutan KPH Banyuwangi Selatan, tepatnya di petak 111 BKPH Curahjati atau secara administratif pemerintahan terletak di desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Wanawisata ini dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri – Wisata, Benih dan Usaha lainnya (KBM-WBU) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Di Wanawisata Grajagan, juga tersedia fasilitas berupa penginapan. 
Pengunjung yang ingin bermalam untuk menikmati keheningan alam dengan paduan deburan ombak yang menggebu tidak perlu khawatir, dilokasi wisata ini terdapat 10 kamar dan 2 rumah berbentuk bungalow yang menghadap kearah laut. Tarifnyapun sangat variartif dan terjangkau antara 100 ribu – 150 ribu. Pelayanan di Wanawisata ini juga non stop selama 24 jam. Tetapi wisatawan yang datang di tempat ini kebanyakan hanya wisatawan lokal, jarang sekali turis bermalam disini, kata Supardi penjaga wanawisata Grajagan yang sudah lebih 14 tahun bekerja ditempat ini. Namun demikian tempat ini tetap layak untuk dijadikan sebagai tempat transit bagi turis yang ingin ke TN Alas Purwo, imbuhnya.Wanawisata Grajagan ini umumnya hanya rame dikunjungi pada hari libur saja, selain bisa menikmati keindahan pantai dengan paduan hutan ini, pengunjung dapat menyaksikan langsung aktifitas nelayan pada pagi hari saat berangkat mencari ikan dan menurunkan ikan hasil tangkapannya. Pemandangan lain yang bisa dinikmati disini melihat deburan ombak laut lepas dari atas shelter dan tiga gua Jepang yang menghadap kearah laut selatan, yang merupakan peninggalan tentara Jepang pada masa perang dunia kedua. 
Untuk menuju lokasi ini sangat mudah, jalannya sudah beraspal dan dapat ditempuh menggunakan mobil pribadi atau kendaraan umum hingga ke lokasi. Jika naik kendaraan umum dari arah Kota Banyuwangi bisa naik bus jurusan Jember atau sebaliknya, dan turun di Benculuk, dari Benculuk perjalanan dilanjutkan naik angkutan pedesaan sekitar 12 Km menuju. Grajagan. Perjalanan yang menarik dari Grajagan ke Alas Purwo adalah menggunakan perahu sewa, utamanya menuju ke pantai Ngagelan yang merupakan tempat penangkaran penyu belimbing, abu-abu dan hijau. Tiap malam petugas disini selalu mencari telur penyu untuk ditetaskan, wisatawan yang sudah sampai di Ngagelan ini bisa melepas langsung penyu yang sudah siap dan waktunya dilepas ke laut lepas setiap saat.